Senin, 07 November 2011

Setitik Cahaya, Kado Ultah buat Mama


Hari itu hari rabu, hari diciptakannya cahaya (dalam Ta’limul Muta’allim)…Ya, hari itu buatku datang setitik cahaya yang ternyata akan membawaku ke dunia baru, dunia yang sebelumnya ku rasa sulit untuk ku singgahi…
Rabu, 5 Mei 2010…
Aku dan teman-temanku CLAUSA (nama buat angkatanku di pondok dulu, isinya 14 orang santriwati yang rame, bawel, riweuh, tapi kreatif banget gilaaaaaaaaaaa)… di pagi hari itu amat sangat riweuh berdandan (haha biasa cewek….). Kita semua akan pergi ke Cibodas, Puncak sebagai rekreasi sebelum perpisahan di pondok. Berhubung ketika itu ga ada rekreasi dari sekolah, akhirnya kita yang anak pondok pun inisiatif mengadakan rekreasi sendiri (hhaaassseeeeek…) ya semuanya riweuh sama persiapan dan barang bawaannya masing-masing. Akhirnya, semuanya sudah rapi, sudah selesai siap-siap, semuanya turun ke lt 1, (coz kamar kite-kite ni ada di lante 3 booo!) untuk izin dan pamit ke Pak Kiai sebelum berangkat ke Cibodas. Kami semua berkumpul di depan dorm dan mengatur barisan sebaik mungkin untuk masuk ke rumah Pak Kiai. Setelah masuk ke rumah beliau, tampak beliau sedang membaca koran, akhirnya kami langsung bersalaman dan sungkem lalu to the point bilang pamit kepada beliau. Sampai ketika aku yang sungkem, beliau langsung berkata “Wah Nafilah, tasyakkurannya nih masuk Airlangga.” Aku yang masih tidak mengerti dengan maksud perkataan Pak Kiai tadi hanya terperangah lalu menjawab kata-kata beliau, “hah (kaget)? tasyakkuran apa pak? saya gak ngerti, hehe”. ya cuma bisa haha hihi ja aku! mendengar aku yang belum mengerti dengan yang dimaksud beliau, lantas beliau pun melanjutkan kata-katanya dengan berkata “oh, gak ngerti, yaudah….” sambil tersenyum, hanya itu yang beliau katakan. Aku pun masih terperangah sambil menebak-nebak di dalam benak. Singkatnya, setelah memberikan sepatah dua patah kata, Kami sungkem untuk berangkat dan keluar dari rumah beliau. Ya akhirnya kami semua masuk ke dalam bis yang sudah sejak pagi-pagi sekali menunggu kami yang kelamaan dandan dan siap-siap (hehehe :D ). Di bis aku sebangku dengan temanku Upi Mursyidah, alias Kumvhy. Meskipun sebenarnya bisnya sudah siap, tapi kami masih saja riweuh dan ada yang belum naik ke bis, masih ada yang ditunggu (gak tau siapa, lupa! hehe). Sambil menunggu yang belum masuk ke bis, akhirnya aku seperti biasa, membeli sate di deretan tukang jajanan di sekolah, ya sarapan rutin di sekolah dengan sate!!! cukup dengan 2.500 udah kenyang, plus Aqua Gelasan yang harganya gopek :D . Setelah semuanya lengkap dan masuk ke bis, akhirnya bis pun berangkat, kami mulai perjalanan kami dengan hati riang walaupun sebenarnya itu merupakan agenda perpisahan. “Bismillahi majreha wa mursaha inna robbi laghofuururrohiim…… subhaanalladzii sakkhoro lanaa haadzaa wa maa kunna lahuu muqriniin”
Di jalan tol, belum seperempat perjalanan, masih di DKI Jakarta, belum masuk wilayah Jawa Barat…
Tiba-tiba Ust. Fathir yang juga merupakan “Gus” di Pondokku membuka perjalanan kami dengan sedikit berkata-kata dan candaan. Kemudian sampailah di kalimat yang membuatku agak “tacikardia” (deg-degan maksute..) yaitu, “Alhamdulillah ya, dari temen kita yang ikut tes PBSB kemarin salah satunya ada yang lolos…” . Deg! “siapa?” (dalam hatiku, terperangah!).. “Saudari Nafilah Safitri”… ya! Gus Fathir bilang itu aku, sambil memegang koran yang berisi pengumuman PBSB. beliau melanjutkan kata-katanya lagi ” Alhamdulillah ya Nafilah lolos masuk Universitas Airlangga Jurusan Ilmu Hubungan Internasional”. Aku yang masih terperangah, kaget, percaya gak percaya langsung memeluk teman sebangkuku, Kumpiiiiiiiiiiiiiiiii Subhanallah wal hamdulillah… dan air mataku tak terasa menetes.. sambil berkata, “Kumpi, ane kuliah…. ane kuliah… ane bisa kuliah di Surabaya…. ane tinggal deket mama ane…” dan ku peluk erat sahabatku itu…. yang ku ingat si Upi hanya berkata “Iye Bhe, selamet ye…” dan membalas pelukanku dengan erat. Aku masih tidak menyangka, lulus tes beasiswa just for santri dari Kementrian Agama… it’s so… WAW! Semua teman-temanku memberikan ucapan selamat secara bergantian. Ga nyangka, berita gembira itu datang lebih lebih cepat. Yang aku tahu bahwa pengumuman tentang kelulusan tes tersebut akan diberitahu pada tanggal 11 Mei, masih seminggu lagi lah. Ternyata, tanggal 5 Mei pengumumannya sudah bisa diakses di internet dan diterbitkan di koran Republika. Aku bergegas melihat koran yang dipegang oleh Gus Fathir dan membaca pengumuman tersebut. Ternyata ada beberapa rule yang harus dipenuhi bagi santri yang lolos tes tersebut. Bagi aku yang ke Unair, ternyata aku harus ke Surabaya tanggal 12 Mei untuk daftar ulang… Dilanjut dengan mengikuti program matrikulasi selama 3 bulan. Hemmmm boyong dari pondok dalam keadaan belum ujian pondok! Hemm ternyata ini yang dimaksud Pak Kiai tadi, hemm.. gak nyangka… hemm!! setelah membaca beberapa keterangan terkait, aku langsung minta sms lewat Gus Rihab yang waktu itu juga ikut kami untuk berekreasi. “Bang I’ab, bagi pulsa.. mau sms mama :P ” (maklum anak santri kagak bole bawa henpon :P ). Ya… tak sabar aku menyampaikan berita gembira itu ke keluargaku meski hanya melalui sms. Q sms ke nomer bapakku, mamaku, dan adekku. lalu aku ditelpon balik oleh mama. Mamaku amat sangat bahagia mendengarnya, mendengar aku akan tinggal lebih dekat dengannya. Mama bilang “Neng, ini kado ultah buat mama dong, kan sekarang mama ulang tahun, trus kamu tinggal di sini dong.. hehehe balik lagi ke tempat lahirnya yaa… Alhamdulillah ya neng, mama selalu berdoa mudah-mudahan Ila dikasih yang terbaik”.
Mungkin cerita ini biasa.. tapi aku punya kesan tersendiri saat mendengar pengumuman ini. Ini Luar biasa… setitik cahaya yang akan membawaku ke dunia baru… Well… Nafilah, Babak baru kehidupanmu pun dimulai.. babak baru di luar pondok Pesantren. Babak baru ketika Nafilah Safitri, seorang “Potreh Medhureh” yang biasa-biasa saja dan gak punya sesuatu untuk dibanggakan, yang tadinya ku pikir mungkin aku gak lanjut kuliah, ternyata..
Nafilah Safitri mulai memasuki babak baru kehidupannya menjadi seorang Mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional, dengan menyandang status santri peserta PBSB (program Beasiswa Santri Berprestaasi) Amiiiiin… semoga berprestasi, amiiin (meskipun belum punya prestasi yang WAW!) Perjuangan yang lebih keras di bangku kuliah pun segera dimulai… FIGHTING!!! You must pass this stage!!! Babak baru dimulai!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar