Jumat, 07 Maret 2014

ASWAJA SEBAGAI MANHAJUL FIKR PMII: PERKEMBANGAN DAN TANTANGANNYA

ASWAJA SEBAGAI MANHAJUL FIKR PMII:
PERKEMBANGAN DAN TANTANGANNYA

Nafilah Safitri

Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja) merupakan sebutan bagi golongan orang-orang yang mengikuti sunnah Rasul dan para sahabat-sahabatnya (maa ana ‘alaihi wa ashhabiy) yang kemudian konsep Aswaja ini menjadi salah satu manhaj (sistem hidup) bagi umat Islam. Istilah aswaja ini disebutkan oleh nabi dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa suatu saat umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dan Nabi bersabda bahwa hanya ada satu golongan yang bisa masuk surga yaitu Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, agama Islam berkembang semakin luas. Penyebaran Islam di masa sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in dilakukan dengan melakukan ekspansi wilayah dan perluasan strategi geopolitik kerajaan Islam di periode-periode tersebut.
Berkembangnya agama Islam yang diiringi juga dengan perkembangan pemikiran dan munculnya cendekiawan muslim yang membawa Islam pada masa keemasan, di sisi lain juga memunculkan tantangan dalam kondisi internal umat Islam sendiri. Konflik sosial-politik dalam ranah teologi mulai terjadi di dalam kubu umat Islam dan membawa umat Islam ke dalam perpecahan, sehingga akhirnya umat Islam terbagi ke dalam beberapa golongan. Masing-masing golongan memiliki ciri khas dan banyak yang mendifinisikan bahwa manhaj golongannya merupakan Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Golongan-golongan yang ada dalam umat Islam ini semakin berkembang dan variatif, sampai akhirnya Islam kemudian masuk ke Indonesia.
Kemudian bagaimana selanjutnya perkembangan Aswaja di Indonesia? Aswaja yang seperti apakah yang kemudian masuk ke Indonesia? Untuk menelusuri jejak Aswaja di Indonesia, berarti kita kembali menelisik sejarah perkembagan Islam di Indonesia yang dibawa oleh Walisongo. Fase pertama Islam masuk ke Indonesia menurut sebagian kalangan sejarawan adalah sekitar abad 13 M. Syaikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) merupakan wali pertama yang melakukan dakwah di Indonesia khususnya di tanah Jawa. Dakwah yang dilakukan oleh Sunan Gresik (yang kemudian juga dilakukan oleh wali-wali lainnya) ini, tidak dilakukan dengan cara pemaksaan dan doktrinasi. Beliau melakukan dakwah dengan cara yang mudah diterima oleh masyarakat Indonesia yang ketika itu merupakan penganut taat Hindu – Buddha. Beliau berdakwah dengan akumulasi tiga hal. Yang pertama adalah akumulasi ekonomi, akumulasi ekonomi yang dilakukan oleh para wali ini dengan cara berdagang. Dengan berdagang, para wali ini dengan mudah menjalin interaksi dengan masyarakat setempat untuk saling memenuhi kepentingan ekonominya. Setelah lama berinteraksi melalui perdagangan, banyak pedagang-pedagang muslim yang kemudian menetap di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Banyaknya pedagang muslim yang menetap dan kemudian menikah dengan masyarakat setempat, memudahkan para wali untuk melakukan akumulasi yang kedua, yaitu akumulasi pengetahuan. Akumulasi pengetahuan yang dilakukan oleh para wali ini dilakukan dengan membentuk halaqah-halaqah kecil sebagai forum penyebaran Islam dan kemudian berkembang menjadi pesantren. Dengan pendirian pesantren-pesantren ini, penyebaran agama Islam menjadi lebih mudah. Dawah agama Islam dilakukan terpusat di pesantren-pesantren. Dari akumulasi pengetahuan ini, kemudian terjadi akulturasi budaya dan internalisasi nilai-nilai Islam ke dalam budaya masyarakat yang sangat kuat dipengaruhi oleh  ritual-ritual keagamaan Hindu – Buddha. Selanjutnya, akumulasi yang ketiga adalah akumulasi politik. Setelah dakwahnya diterima oleh masyarakat, para wali ini memiliki hubungan dekat dengan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa. Seperti Raden Rachmat atau yang kita kenal dengan Sunan Ampel, beliau dihadiahkan tanah dari raja Majapahit untuk didirikan pesantren dan mengembangkan dakwahnya di wilayah Ampel Denta di Surabaya. Metode dakwah yang dilakukan para wali ini, kemudian membuat Islam semakin berkembang di Indonesia. Mulai dari 0% beragama Islam, hingga saat ini berkembang menjadi kurang lebih 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam.
Memasuki fase kedua, fase ini merupakan perkembangan Islam di masa kolonialisme sampai pasca kemerdekaan. Nusantara yang sudah di dominasi oleh umat Islam, harus menghadapi tantangan penjajahan dan penyebaran agama kristen di masa itu. Di masa kolonialiseme ini, dakwah Islam dilanjut  oleh para alim ‘ulama yang kita kenal sebagai Kiai. ‘Para alim ‘ulama tersebut, selain menimba ilmu di pesantren-pesantren yang ada di Indonesia, mereka juga belajar ke Timur Tengah. Sekembalinya mereka ke Indonesia, para ulama ini kemudian terus mengembangkan nilai-nilai Aswaja yang mereka pelajari dan memperkuat umat Muslim nusantara dengan mendirikan organisasi Islam. Kebangkitan para ulama untuk terus menjaga mempertahankan nilai-nilai aswaja ini juga diiringi dengan semangat nasionalisme dan melawan penjajahan untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Turning point kebangkitan ulama ini, adalah dengan didirikannya Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam yang berlandaskan Aswaja sebagai manhajul fikr-nya yang diiringi dengan semangat nasionalisme dalam perjuangannya. Dalam perkembangannya, NU kemudian bergerak sebagai organisasi Islam tradisionalis yang memiliki peran penting dalam perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. secara tidak langsung, umat Islam yang tergabung dalam NU ini membentuk indetitas Islam Indonesia. namun dalam perjalanannya, nila-nilai aswaja dan praktik-praktik keagamaan tradisionalis yang dibawa NU ini mendapatkan tantangan dari kalangan Islam modernis.
Berlanjut ke fase selanjutnya, yaitu fase ketika globalisasi sudah membawa nilai-nilai liberal masuk ke Indonesia. kelompok-kelompok dan ormas-ormas Islam di Indonesia semakin bervariasi. Salah satunya adalah munculnya kelompok Islam Liberal yang berasumsi bahwa agama merupakan urusan privat. Dengan munculnya kelompok Islam liberal tersebut, NU kemudian memiliki tantangan baru dalam usahanya mempertahankan nialai-nilai Aswaja. Banyaknya pertentangan dari kelompok-kelompok Islam yang berbeda ideologi dengan NU juga menjadi tantangan yang harus dihadapi NU untuk mempertahankan nilai-nilai Aswaja dengan nilai-nilai ke-Indonesiaannya.
Kemudian, jika kita hubungkan dengan posisi kita sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai organisasi mahasiswa yang pergerakannya berada dalam satu track dengan NU, apa yang dapat kita lakukan untuk terus melestarikan nilai-nilai Aswaja dan semangat nasionalisme? Jawabannya adalah, kembali kepada fase di awal masuknya Islam ke Indonesia. Kita harus melakukan akumulasi terhadap bidang ekonomi, pengetahuan, dan politik di Indonesia dalam konteks yang lebih modern, disesuaikan dengan perkembangan masa kini. Dengan banyaknya kader-kader PMII yang melakukan akumulasi di tiga bidang tersebut, nilai-nilai aswaja akan tetap mudah utuk dilestarikan. Karena dengan memelihara nilai-nilai Aswaja dan ke-Indonesiaan, tandanya kita telah menjaga identitas umat Islam Indonesia di mana syariat Islam dan nasionalisme berjalan seimbang menjadi satu entitas yang kuat.

NB: Artikel ini merupakan hasil review salah satu materi dari Bapak Mustafied di acara “Sharing Kepenulisan” di PPM ASWAJA Nusantara (Mlangi, Yogyakarta) yang diselenggarakan oleh PMII Komisariat Airlangga, 16 Februari – 22 Februari 2014.




Rabu, 05 Maret 2014

Tentang Rindu

Ini tentang rindu...
Dalam diam aku merindu...
kadang aku abai pada rindu...
namun sekali merindu, yang ada hanya sendu...

Ini tentang rindu...
Tiada yang dapat kuucap untukmu...
aku hanya ingin luapkan rindu...
tak tahu mengapa tetiba merindu...

Ini tentang rindu...
rindu yang kini milikmu...
kau, tak perlu tahu...
biar semua berlalu ditelan waktu...

Ini tentang rindu...
apa yang bisa kulakukan dengan rindu?
Ku hanya berharap Tuhan sampaikan itu pada mu...
kalau kau juga merindu...

Ini tentang rindu...
Rindu yang ingin ku tahu apa sampai nanti tetap milikmu...
yang ingin ku tahu, apa Tuhan pertemukan kita (lagi) untuk itu..?
ah, itu nanti.. yang ku tahu kini, hanya bicara pada-Nya untuk memelukmu, rindu...

Ini tentang rindu... :)

Cahaya Bintang Berpendar yang sedang merindu


Selasa, 17 Januari 2012

Kelas IPS - Matrikulasi Depag Unair 2010

Selama matrikulasi, tentunya aku mengikuti program untuk anak Sosial, (so aku udah pasti masuk kelas IPS. Selama di kelas IPS, banyak cerita-cerita lucu dan berkesan tentunya. meskipun cuma dua bulanan lebih, banyak kenangan yang tercetak dari kelas ini. hwehwehwe... Kelas ini terdiri dari 18 orang dengan kombinasi yang "cantik". Ada sembilan orang Putra dan ada sembilan orang Putri. Kenalan dulu deh ama isinya.. yaitu:
  1. Ahmad Maulana -> Ekonomi Islam (ketua kelas IPS)
  2. Abdul Rochim -> Ekonomi Islam
  3. Zainuddin -> Administrasi Negara
  4. Awab (dengan nama dan tempo sesingkat-sesingkatnya *eh) -> Administrasi Negara
  5. Abdullah Nur Nasution -> Hubungan Internasional.
  6. Kms. Ahmad Firdaus -> Ilmu Hukum
  7. Syifaul Qolbi -> Akuntansi
  8. Mohammad Yusuf -> Ekonomi Pembangunan
  9. M. Arifqi Zakarya -> Psikologi
  10. Nafilah Safitri -> Hubungan Internasional
  11. Anik Nur Qomariyah -> Sastra Inggris
  12. Rohmatul Fitriyah Dewi -> Sastra Inggris
  13. Musyarrofah -> Ekonomi Pembangunan
  14. Siti Nur Afidah -> Akuntansi
  15. Indahwati -> Komunikasi
  16. Sri Wulandari -> Komunikasi
  17. Huzzaimah -> Ilmu Hukum
  18. Nurul Hidayah -> Psikologi
itu dia nama-nama penghuni kelas IPS ini... Di kelas ini, kami belajar beberapa matakuliah. Ada ISD (ilmu Sosial Dasar), IBD (Ilmu Budaya Dasar), Matematika, Komputer dan B. Inggris. Hahaha... di awal-awal belajar di kelas ini, cukup gokil juga. Kombinasi jumlah putra dan putri yang imbang di kelas kami membuat posisi tempat duduk kami pun imbang. Sembilan di Kanan ditempati teman2 putra, sembilan di kiri ditempati teman2 putri, tidak bercampur baur antara yang putra dan yang putri dan itu secara tidak sengaja loh.. (hehehe, ya mungkin karena sudah kebiasaan ya di pondok n sekolah masing-masing kalo cewe ya duduknya deket cewe, atau bahkan kelasnya memang dipisah).

Pertemuan Terindah dengan Keluarga Baru itu Disebut "Matrikulasi"

Minggu, 16 Mei 2010 (sekitar waktu maghrib)

Drrrrtt.... drrrrrttt.... hapeku bergetar, ada pesan masuk. Ku lihat hapeku, dan ku buka pesan tersebut. Ternyata, sms dari teman yang baru ku kenal beberapa hari yang lalu di auditorium. Namanya Widad Bariroh, berasal dari Ponpes Walisongo, Cukir, Jombang. Isi pesannya adalah rute menuju asrama Mahasiswa Kampus C Unair. Ya, di ASRAMA! Di asrama tersebut, kami mahasiswa PBSB 2010 akan tinggal selama kurang lebih 3 bulan untuk mengikuti program matrikulasi yang sudah saya tulis di tulisan sebelumnya. Pada hari Rabu/12 Mei 2010, setelah registrasi ulang kami semua dikumpulkan dan diberi sedikit penjelasan tentang matrikulasi. berdasarkan penjelasan tersebut, Matrikulasi adalah masa pembinaan untuk menyiapkan mental dan akademik sebelum kami benar-benar memasuki dunia perkuliahan yang memang benar-benar berbeda "iklim" dengan pesantren. Apalagi kami memasuki Universitas umum, bukan universitas atau institut yang pengajarannya menjurus ke bidang keagamaan sehingga program ini memang dirasa dibutuhkan bagi kami yang masih "fresh graduate" pesantren ini :). 

Senin, 17 Mei 2010

Aku bangun pagi-pagi, hmm... hari ini adalah hari di mana aku harus pergi ke asrama. Huft.. rasanya gimanaaa gitu, baru keluar pesantren kudu masuk asrama lagi. But, ini memang prosedurnya. it's okelah.... aku beres-beres barang-barang yang mau dibawa ke asrama. Kebetulan beberapa hari kemaren setelah registrasi ulang aku juga liburan ke rumah nenekku di Madura. Huaah... Pagi itu semuanya riweh... bebe'ku, mbakku, bapakku (kebetulan bapakku masih di Surabaya, belum balik ke Jakarta) bantuin aku siap2 buat ke asrama. Hmm... banyak yang harus dibawa.. riweuuh....
Sekitar abis dhuhur aku baru berangkat ke asrama. Bruummm... brummm.... berangkaaaaaaaaaaatt....!!

Sesampainya di asrama....
Aku langsung menuju ruang yang berada di lantai satu asrama, ruang apa ya namanya? Ruang manajemen asrama, di ruang itu ada seorang bapak-bapak bernama Ustadz Difa'. Di ruang itu beliau memberitahu aku di mana kamar yang akan aku tempati dan beliau juga menjelaskan sedikit rule selama kami di asrama. Aku mendapat nomor kamar B 12, Lantai 2. kemudian aku ke atas dan menuju kamar yang sudah diberitahu oleh Ust. Difa'. Di atas aku bertemu dengan Widad, ternyata dia sudah berada di situ. Setelah meletakkan barang-barang di kamar, aku main ke kamar Widad, dan di situ sudah ada teman sekamar Widad, "Laili Nur Azizah". Laili berasal dari Pandaan, dia berasal dari Pondok Pesantren Nurul Ummah Pacet. Kebetulan aku memang belum berkenalan dengannya, lantas aku berkenalan dengan Laili dan ngobrol-ngobrol bersama mereka. Ya kebetulan juga teman sekamarku belum datang. Setelah ngobrol-ngobrol bersama mereka, aku kembali ke kamar dan memberesi barang-barangkku untuk diletakkan di lemari. beberap asaat kemudian ternyata teman sekamarku datang. Ternyata teman sekamarku adalah Ulva S. Nurmaryani. Hm.. ya kebetulan waktu di auditorium dulu, aku memang sudah berkenalan dengan Ulva. ya sebagaimana orang yang baru pindah, kami membereskan barang masing-masing sampai rapih. Malamnya? ngapain ya? aku lupa.. hehe... malamnya kami masih nganggur ga ngapa-ngapain, soalnya masih nunggu beberapa teman yang memang belum datang. 

Selasa 18 Mei 2010
Hari kedua di asrama, kami sudah diagendakan untuk menuju Kanwil Depag Jawa Timur yang berada di daerah Juanda. Perjalanan ke sana lumayan lama, karena memang daerah juanda memang agak jauh dari Unair. Sesampainya di kanwil, kami langsung menuju aula tempat diadakannya acara dan kami sudah telat pada waktu itu. Pada saat registrasi, ternyata namaku dan beberapa teman tidak tercatat di daftar tersebut. Hmm.. usut punya usut.. ternyata ini acara kanwil depag jatim yang memang khusus mahasiswa PBSB yang berasal dari Jawa Timur. ya.. tapi it's ok.. gpp.. dpt pencerahan dari bapak2 n ibu-ibu kemenag dan konsumsi gratis tentunya.. huehehehehe :p
Setelah acara tersebut, kami kembali ke asrama. masih nganggur, belum ada kegiatan yang cukup menyibukkan. Malamnya, kami dikumpulkan menjadi satu di aula lantai satu. Di malam itu, aku berkenalan dengan beberapa teman yang memang belum aku kenal. malam itu juga, Ust. Difa dan Ust Arif, meminta kami untuk memperkenalkan diri satu per satu dan menyebutkan asal Ponpes. Hmm.. teman-teman baruku ini sebagian besar berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dua orang berasal dari Sumatera, ada yang dari Medan , ada yang dari Jambi, yang Medan ya si Abdullah, teman sejurusanku dan yang jambi adalah Kms Ahmad Firdaus.

Singkat kata... selama matrikulasi kami menjalani berbagai kegiatan. kegiatan rutin ada kuliah pagi, ngaji dengan ust. Arif. babarapa hari setelah di Asrama, matrikulasi dibuka dengan kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa dari kedua bidang yaitu bidang IPA dan IPS. Selanjutnya, perkuliahan dipecah ke dua kelas yaitu IPA dan IPS. Karena aku, mengambil jurusan HI, maka otomatis aku masuk ke kelas IPS. Kelas yang menyisakan banyak kenangan lucu selama matrikulasi. :)

Sampai jumpa di kisah kelas IPS....

Selasa, 08 November 2011

Babak Baru pun Dimulai dan Aku Beranjak Meninggalkan Al Kenaniyah

Setelah menerima pengumuman dari Kementerian Agama pada hari rabu itu, keesokan harinya aku, Bapakku, dan ditemani Ustadz dan Ustadzahku kemudian mengurus semua berkas yang harus dipenuhi. Aku akan berengkat ke Surabaya pada tanggal 11 Mei 2010 dengan menggunakan bus antar kota antar provinsi, Bus Haryanto. Sebelum tanggal 11 Mei aku mondar-mandir dari Kanwil Depag di Jakarta Timur ke Kantor Kemenag Pusat di Jakarta Pusat. Begh.......... fiuh............ capek juga... tapi gpp.

Sebelum tanggal 11, aku harus sudah boyong dari pondok. Jadilah aku riweuh dengan segala barang-barangku. Aku beres-beres n packing semua barang-barangku untuk keluar dari pondok. Aku memisahkan barang-barang yang akan dibawa ke Surabaya dan barang-barang yang akan ditinggal di Jakarta. huh huh huh... lumayan! Ke Surabaya bawa Koper besar dan kardus besar untuk tempat buku...

Tanggal 11 Mei 2010, @Terminal Pulo Gadung..
aku di terminal buat berangkat ke Surabaya n udah pamit ama temen2 yang masih di pondok, guru2, ustadz n ustadzah, dari yg ngajar waktu TK sampe ke guru Aliyah. minta restu smoga berkah atas ilmu yang telah mereka ajarkan selama aku di Al Kenaniyah..Sedih banget, dan aku pun naik ke bis, duduk di kursi yang nomornya sudah tertera di karcis. Aku duduk dan terdiam. Dalam benakku aku merenung dan berpikir. Tidak ku sangka, keinginan dan impianku sejak dulu untuk belajar dan tinggal di Surabaya akhirnya tercapai. Tiba-tiba air mataku menetes, tidak ku sangka, aku akan lebih dahulu pergi meninggalkan ponpes tercinta. Entah kenapa yang waktu itu paling aku ingat adalah Ustadzahku yang sudah seperti kakakku sendiri, K'Nana :D yah... sedih banget jauh dari k'Nana. kayanya ga punya kakak kaya dia lagi gtu.. :P udah kaya mpok sendiri. Apalagi waktu di pondok aku emang manja banget sama k'nana. plus sering buanget ngerepotin k'Nana.. maaf ya K'Nana.. hmmm he he he =))
Akhirnya... setelah sekitar jam stengah 12an gtu bis pun berangkat.. brumm brumm.. goes to Surabaya...

Rabu 12 Mei 2010

Alhadulilah sekitar jam 4 subuh aku sampe di Surabaya aku istirahat sebentar untuk melepas lelah, tidak lama kemudian aku mandi dan bersiap2 menuju Universitas Airlangga kampus C, di Jl. Mulyorejo. Yaah, tempat yang sama skali belum pernah aku pijak. hehe jujur, aku gak tau sama sekali tentang Unair..
Sesampainya di auditorium, aku bingung, kok ga ada tanda-tanda dari orang-orang Kemenag ya... akhrnya aku telpon Ustadz Fathir, dan akhirnya disuruh tlpon ibu dr kanwil yang aku lupa namanya. Menurut ibu itu nanti akan ada pihak kemenag yang ikut mengurusi pendaftaran ulang. Yasudah, menunggu... Di sela-sela waktu menunggu aku tanya2 ke bagian informasi, hasilnya sama nanti akan ada pemberiahuan lebih lanjut, tunggu dulu! tiba-tiba bapakku bilang, "itu bapak kenalan, sama mahasiswa katanya beasiswa depag juga, tapi angkatan di atas kamu". Ya lantas aku langsung mencoba menemui mas-mas yang dimaksud lalu kenalan *ihi! Lhoo biasa ae!
kakak namanya siapa?| aku Mujahidin dek, dari FKG (saya pertama kenal senior ya kenal mas Muja, tapi mungkin masnya sudah lupa, haha!) saya juga bea depag, angkatan 2008.| Saya nafilah kak dari jakarta.|
ya begitulah, lalu aku tanya-tanya seputar prosedur daftar ulang ini dan ya intinya sama, biasanya ada pihak Kemenag yang membimbing.
Balik lagi ke meja informasi, kami di suruh ke kampus B, melakukan pembayaran di bank BNI atau bank Mandiri yag ada di sana. akhirnya aku dan beberpa teman lain yang juga anak depag ke kampus B, beberapa ada yang ikut di kendaraan yang dibawa oleh tanteku. Yang aku ingat di situ ada Dul, Ratna, Dana, aku berkenalan dengan mereka semua. Yang lucu sih waktu nyapa Dul. Waktu itu dia ke Surabaya bersama dengan Ustadznya, Ustadz yang mengantarnya ngobrol dengan mbakku, beliau mengatakan bahwa beliau dari Medan. Dan aku langsung menebak bahwa anak lelaki berkacamata, berpakaian amat sangat formal dari atas sampai bawah. yang bersama dengan Ustadz itu adalah si "Abdullah", yang namanya di pengumuman kelulusan beasiswa tepat berada di bawah namaku dan dia adalah satu-satunya teman dari bea-Kemenag yang satu jurusan denganku. Spontan aku langsung menyapa "Eh Kamu Abdullah ya, yang dari Medan trus Jurusan HI?", dan yang ku ingat bahwa ketika itu Abdullah hanya mengangguk. "-- dan aku kembali berceloteh "owh, Aku Nafilah, HI juga!" dan kesan pertama tau Abdullah, nih orang datar tanpa ekspresi, ga ramah banget, di ajak kenalan manggut-manggut aje "-___________- (mungkin waktu itu dia mikir gini: nih orang SKSD banget maen nyapa2 aja! atau mungkin versi lainnya : Nih orang ceplas-ceplos n cablak banget "--) hahahaha whatever! tapi.. sesampainya di bank, kami disuruh bayar beberapa puluh juta sesuai dengan jurusan yang diambil, kami kage dan bingung. Akhirnya kembali lagi ke auditorium. Dan ujung-ujungnya menunggu lagi. Yasudahlah, sambil menunggu, aku kembali tanya2 ke bagian informasi, akhirnya kami yang "anak depag" disuruh masuk dan duduk berkumpul di barisan kursi yang tidak jauh dari meja informasi. Di situ, aku mulai berkenalan satu sama lain dengan temen2 yang cewek, yap! cuma kenalan sama yang cewek, karena aku juga bingung sebenernya temen depag yang mana aja. "-- yaudah. Dan............ AKHIRNYA, mbak-mbak dan mas2 dateng buat mambantu registrasi. Fiuuuuuuuuuuuuuuhhh....
kemudian kami didata untk menyerahkan uang pembayaran yang sudah tertera di pengumuman dan kita semua diregistrasiin sama mbak2 n mas2nya. Kita yang di sini langsung isi dokumen dan segala tetek bengeknya. Riweuh..... tapi it's oke! Fine fine..
Registrasi ulang ketika itu baru kelar jam 5 sorean, coz ya.. mbak2 dan mas2 kan daftarin orang banyak, jadi ya antri panjang juga bo! jadilah foto KTM dengan bedak pudar dan wajah kucel, gak joz blas! KTMnya ueleeeeeeeeeek... :P
Setelah semuanay selesai melakukan reg. ulang, kami tidak diperbolehkan untuk pulang terlebih dahulu, ada beberapa pengumuman. dan, setelah semuanya selesai, kami kumpul dan acara dipandu mas Iqbal (ya bukan sih? hehe) kami berkenalan dengan Pak Ruhman dan beberpa orang staff dari kemenag yang saya gak ingat namanya. Dalam perkumpulan itu intinya memberitahukan bahwa kita akan mulai matrikulasi mulai Senin, tanggal 17 Mei 2010 masuk asrama Mahasiswa Universitas Airlangga selama kurang lebih 3 bulan sebagai pembekalan masa transisi antara sekolah dan kuliah, plus penyesuaian lingkungan karena baru keluar dari pesantren, ya semacam adaptasi gitu lah. *wah, aku diasramakan lagi, hmmm.........
dan acara kumpul2 pun selesai waktu sudah menunjukkan jam maghrib dan kami pulang ke tempat masing-masing. Sungguh hari yang melelahkan, tapi aku BAHAGIA :))

Tunggu cerita selanjutnya. :))

Senin, 07 November 2011

Setitik Cahaya, Kado Ultah buat Mama


Hari itu hari rabu, hari diciptakannya cahaya (dalam Ta’limul Muta’allim)…Ya, hari itu buatku datang setitik cahaya yang ternyata akan membawaku ke dunia baru, dunia yang sebelumnya ku rasa sulit untuk ku singgahi…
Rabu, 5 Mei 2010…
Aku dan teman-temanku CLAUSA (nama buat angkatanku di pondok dulu, isinya 14 orang santriwati yang rame, bawel, riweuh, tapi kreatif banget gilaaaaaaaaaaa)… di pagi hari itu amat sangat riweuh berdandan (haha biasa cewek….). Kita semua akan pergi ke Cibodas, Puncak sebagai rekreasi sebelum perpisahan di pondok. Berhubung ketika itu ga ada rekreasi dari sekolah, akhirnya kita yang anak pondok pun inisiatif mengadakan rekreasi sendiri (hhaaassseeeeek…) ya semuanya riweuh sama persiapan dan barang bawaannya masing-masing. Akhirnya, semuanya sudah rapi, sudah selesai siap-siap, semuanya turun ke lt 1, (coz kamar kite-kite ni ada di lante 3 booo!) untuk izin dan pamit ke Pak Kiai sebelum berangkat ke Cibodas. Kami semua berkumpul di depan dorm dan mengatur barisan sebaik mungkin untuk masuk ke rumah Pak Kiai. Setelah masuk ke rumah beliau, tampak beliau sedang membaca koran, akhirnya kami langsung bersalaman dan sungkem lalu to the point bilang pamit kepada beliau. Sampai ketika aku yang sungkem, beliau langsung berkata “Wah Nafilah, tasyakkurannya nih masuk Airlangga.” Aku yang masih tidak mengerti dengan maksud perkataan Pak Kiai tadi hanya terperangah lalu menjawab kata-kata beliau, “hah (kaget)? tasyakkuran apa pak? saya gak ngerti, hehe”. ya cuma bisa haha hihi ja aku! mendengar aku yang belum mengerti dengan yang dimaksud beliau, lantas beliau pun melanjutkan kata-katanya dengan berkata “oh, gak ngerti, yaudah….” sambil tersenyum, hanya itu yang beliau katakan. Aku pun masih terperangah sambil menebak-nebak di dalam benak. Singkatnya, setelah memberikan sepatah dua patah kata, Kami sungkem untuk berangkat dan keluar dari rumah beliau. Ya akhirnya kami semua masuk ke dalam bis yang sudah sejak pagi-pagi sekali menunggu kami yang kelamaan dandan dan siap-siap (hehehe :D ). Di bis aku sebangku dengan temanku Upi Mursyidah, alias Kumvhy. Meskipun sebenarnya bisnya sudah siap, tapi kami masih saja riweuh dan ada yang belum naik ke bis, masih ada yang ditunggu (gak tau siapa, lupa! hehe). Sambil menunggu yang belum masuk ke bis, akhirnya aku seperti biasa, membeli sate di deretan tukang jajanan di sekolah, ya sarapan rutin di sekolah dengan sate!!! cukup dengan 2.500 udah kenyang, plus Aqua Gelasan yang harganya gopek :D . Setelah semuanya lengkap dan masuk ke bis, akhirnya bis pun berangkat, kami mulai perjalanan kami dengan hati riang walaupun sebenarnya itu merupakan agenda perpisahan. “Bismillahi majreha wa mursaha inna robbi laghofuururrohiim…… subhaanalladzii sakkhoro lanaa haadzaa wa maa kunna lahuu muqriniin”
Di jalan tol, belum seperempat perjalanan, masih di DKI Jakarta, belum masuk wilayah Jawa Barat…
Tiba-tiba Ust. Fathir yang juga merupakan “Gus” di Pondokku membuka perjalanan kami dengan sedikit berkata-kata dan candaan. Kemudian sampailah di kalimat yang membuatku agak “tacikardia” (deg-degan maksute..) yaitu, “Alhamdulillah ya, dari temen kita yang ikut tes PBSB kemarin salah satunya ada yang lolos…” . Deg! “siapa?” (dalam hatiku, terperangah!).. “Saudari Nafilah Safitri”… ya! Gus Fathir bilang itu aku, sambil memegang koran yang berisi pengumuman PBSB. beliau melanjutkan kata-katanya lagi ” Alhamdulillah ya Nafilah lolos masuk Universitas Airlangga Jurusan Ilmu Hubungan Internasional”. Aku yang masih terperangah, kaget, percaya gak percaya langsung memeluk teman sebangkuku, Kumpiiiiiiiiiiiiiiiii Subhanallah wal hamdulillah… dan air mataku tak terasa menetes.. sambil berkata, “Kumpi, ane kuliah…. ane kuliah… ane bisa kuliah di Surabaya…. ane tinggal deket mama ane…” dan ku peluk erat sahabatku itu…. yang ku ingat si Upi hanya berkata “Iye Bhe, selamet ye…” dan membalas pelukanku dengan erat. Aku masih tidak menyangka, lulus tes beasiswa just for santri dari Kementrian Agama… it’s so… WAW! Semua teman-temanku memberikan ucapan selamat secara bergantian. Ga nyangka, berita gembira itu datang lebih lebih cepat. Yang aku tahu bahwa pengumuman tentang kelulusan tes tersebut akan diberitahu pada tanggal 11 Mei, masih seminggu lagi lah. Ternyata, tanggal 5 Mei pengumumannya sudah bisa diakses di internet dan diterbitkan di koran Republika. Aku bergegas melihat koran yang dipegang oleh Gus Fathir dan membaca pengumuman tersebut. Ternyata ada beberapa rule yang harus dipenuhi bagi santri yang lolos tes tersebut. Bagi aku yang ke Unair, ternyata aku harus ke Surabaya tanggal 12 Mei untuk daftar ulang… Dilanjut dengan mengikuti program matrikulasi selama 3 bulan. Hemmmm boyong dari pondok dalam keadaan belum ujian pondok! Hemm ternyata ini yang dimaksud Pak Kiai tadi, hemm.. gak nyangka… hemm!! setelah membaca beberapa keterangan terkait, aku langsung minta sms lewat Gus Rihab yang waktu itu juga ikut kami untuk berekreasi. “Bang I’ab, bagi pulsa.. mau sms mama :P ” (maklum anak santri kagak bole bawa henpon :P ). Ya… tak sabar aku menyampaikan berita gembira itu ke keluargaku meski hanya melalui sms. Q sms ke nomer bapakku, mamaku, dan adekku. lalu aku ditelpon balik oleh mama. Mamaku amat sangat bahagia mendengarnya, mendengar aku akan tinggal lebih dekat dengannya. Mama bilang “Neng, ini kado ultah buat mama dong, kan sekarang mama ulang tahun, trus kamu tinggal di sini dong.. hehehe balik lagi ke tempat lahirnya yaa… Alhamdulillah ya neng, mama selalu berdoa mudah-mudahan Ila dikasih yang terbaik”.
Mungkin cerita ini biasa.. tapi aku punya kesan tersendiri saat mendengar pengumuman ini. Ini Luar biasa… setitik cahaya yang akan membawaku ke dunia baru… Well… Nafilah, Babak baru kehidupanmu pun dimulai.. babak baru di luar pondok Pesantren. Babak baru ketika Nafilah Safitri, seorang “Potreh Medhureh” yang biasa-biasa saja dan gak punya sesuatu untuk dibanggakan, yang tadinya ku pikir mungkin aku gak lanjut kuliah, ternyata..
Nafilah Safitri mulai memasuki babak baru kehidupannya menjadi seorang Mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional, dengan menyandang status santri peserta PBSB (program Beasiswa Santri Berprestaasi) Amiiiiin… semoga berprestasi, amiiin (meskipun belum punya prestasi yang WAW!) Perjuangan yang lebih keras di bangku kuliah pun segera dimulai… FIGHTING!!! You must pass this stage!!! Babak baru dimulai!!!